RSS Feed

Minggu, 04 November 2012

Bersorak Sorai


" Bersorak-sorai "


Bersorak sorai
Muliakan namaNya
Dia berperang ganti kita
Bertepuk tangan
Muliakan namaNya
Dia s’lamatkan jiwa kita

Satu-satunya penebus
Kalahkan maut
Bangkitkan hidup

Reff:
Tuhan yang memberi kemenangan
Bersama kita
Di dalam kita
Masuk dalam kemuliaanNya
Dia perlindungan
Dan pengharapan


Anugerah Terbesar


" Anugrah Terbesar - True Worshippers "


KasihMu tiada bertepi
HatiMu tak terselami
Betapa baiknya Engkau
Kubersyukur padaMu

PerkenananMu ya Tuhan
Nyata di dalam hidupku
Sungguh Kau yang termulia
Jiwaku pun menyembah

Chorus:
Ku angkat hatiku
Tinggikan namaMu
Karna Yesus Kau anugrah terbesar
Ku naikkan syukurku
Tuk kemurahan-Mu
Hanya Yesus Kau anugrah terbesar

Harta Karun dan Ketamakan

Ada sebuah kisah yang telah beredar menembusi batas budaya dan telah diceritakan berulang kali. Dikisahkan, ada seorang tua dalam perjalanan melewati hutan belantara menemukan sebuah gua batu yang di dalamnya penuh berisikan harta karun. 
Orang tua bijaksana ini setelah melihat apa yang ada dalam gua tersebut serentak mengambil langkah seribu, berlari sekuat tenaga meninggalkan gua yang penuh harta karun. Namun di tengah jalan ia berpapasan dengan tiga serdadu yang nampak keheranan menyaksikan orang tua yang sedang ketakutan tersebut. Ketiga serdadu tersebut menghentikannya dan menanyakan alasan yang membuatnya kelihatan ketakutan.
"Saya melarikan diri dari kejaran segerombolan setan," jawab orang tua.
Didorong oleh rasa ingin tahu yang amat mendalam, ketiga serdadu itu mendesak, "Tunjukkan hal itu kepada kami."
Sambil memberontak dan protes keras, orang tua membawa ketiga serdadu itu menuju gua harta karun yang baru saja ditemukannya.
“Lihatlah!" kata orang tua, "Inilah setan, sang kematian yang sedang mengejar diriku."
Ketiga serdadu itu saling memandang dan merasa bahwa orang tua itu adalah seorang yang amat bodoh dan sedang dirasuki setan. Karena itu mereka melepaskannya untuk meneruskan perjalanannya. Kini mereka bersorak atas apa yang baru saja mereka temukan, dan memutuskan bahwa salah satu di antara mereka harus kembali ke kota untuk membeli bahan makanan yang cukup serta membawa alat-alat untuk menggali dan mengumpulkan harta karun tersebut, sedangkan dua yang lain akan menunggu dan menjaga dalam gua sehingga harta karun tersebut tidak jatuh ke tangan orang lain.
Salah satu di antara mereka menawarkan diri untuk menuju kota. Dalam perjalanannya ke kota ia mulai merancang suatu aksi yang akan dibuatnya agar harta karun dalam gua itu sepenuhnya menjadi miliknya. Apa yang akan dibuatnya? Ia akan meracuni makanan yang akan diberikan kepada kedua temannya. Bila keduanya mati keracunan maka harta karun itu akan menjadi miliknya tanpa harus dibagi-bagi.
Pada saat yang sama kedua serdadu yang menanti dalam gua juga sedang berembuk mencari jalan agar harta karun yang ada hanya dibagikan di antara mereka berdua. Keputusan mereka telah bulat, teman yang kini menuju kota itu harus dibunuh saat ia tiba kembali ke dalam hutan ini.
Maka terjadilah!!! Ketika sang teman datang membawa makanan serta beberapa alat yang dibelinya dari kota, ia dengan segera dibunuh oleh dua teman lain yang menunggu di dalam gua. Setelah itu keduanya duduk berpesta pora menikmati makanan yang baru dibawa itu. Namun apa yang terjadi selanjutnya? Pesta pora kini berubah kelabu. Keduanyapun mati keracunan, dan harta karun yang ada dalam gua tersebut ditinggalkan sebagaimana adanya sejak sedia kala.
Orang tua itu ternyata benar. Harta karun dalam gua ternyata telah berubah menjadi seumpama singa lapar yang siap menerkam dan membunuh. Ketamakan ternyata adalah suatu kekuatan yang bisa menghancurkan dan mematikan.

"Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." (Luk 12:15).